Minggu, 19 September 2010

Teman..Apa artinya buat kita?

teman
Teman adalah hadiah…
Teman adalah hadiah dari Tuhan buat
kita…
Seperti hadiah, ada yang bungkusnya bagus dan ada yang
bungkusnya
jelek. Yang bungkusnya bagus punya wajah
rupawan, atau kepribadian yang
menarik. Yang bungkusnya
jelek punya wajah biasa saja, atau kepribadian yang
biasa
saja, atau malah menjengkelkan.
Seperti hadiah, ada yang isinya
bagus dan ada yang isinya
jelek. Yang isinya bagus punya jiwa yang begitu
indah
sehingga kita terpukau ketika berbagi rasa dengannya,
ketika kita
tahan menghabiskan waktu berjam-jam, saling
bercerita dan menghibur, menangis
bersama, dan tertawa
bersama. Kita mencintai dia dan dia mencintai
kita.
Yang isinya buruk punya jiwa yang terluka.
Begitu dalam
luka-lukanya sehingga jiwanya tidak mampu
lagi mencintai, justru karena ia tidak merasakan cinta dalam
hidupnya.
Sayangnya yang kita tangkap darinya seringkali
justru sikap penolakan,
dendam, kebencian, iri hati,
kesombongan, amarah, dll.
Kita tidak suka dengan jiwa-jiwa semacam ini
dan mencoba
menghindar dari mereka. Kita tidak tahu bahwa itu
semua
BUKAN-lah karena mereka pada dasarnya buruk, tetapi
ketidakmampuan
jiwanya memberikan cinta karena justru ia
membutuhkan cinta kita, membutuhkan
empati kita,
kesabaran dan keberanian kita untuk mendengarkan
luka-luka
terdalam yang memasung jiwanya.
Bagaimana bisa kita mengharapkan
seseorang yang terluka
lututnya berlari bersama kita? Bagaimana bisa kita
mengajak
seseorang yang takut air berenang bersama?
Luka di lututnya dan
ketakutan terhadap airlah yang mesti
disembuhkan, bukan mencaci mereka karena
mereka tidak
mau berlari atau berenang bersama kita.
Mereka tidak akan bilang bahwa “lutut” mereka luka atau
mereka “takut air”, mereka akan bilang bahwa mereka tidak
suka berlari atau mereka akan bilang berenang itu
membosankan dll.
Itulah cara mereka mempertahankan diri.
Mereka akan bilang:
“Menari
itu tidak menarik”
“Tidak ada yang cocok denganku”
“Teman-temanku sudah
lulus semua”
“Aku ini buruk siapa yang bakal tahan denganku”
“Kisah
hidupku membosankan”
Mereka tidak akan bilang:
“Aku tidak bisa
menari”
“Aku membutuhkan kamu denganku”
“Aku kesepian”
“Aku butuh
diterima”
“Aku ingin didengarkan”
Mereka semua hadiah buat kita, entah
bungkusnya bagus
atau jelek, entah isinya bagus atau jelek. Dan jangan
tertipu
oleh kemasan. Hanya ketika kita bertemu jiwa dengan
jiwa, kita
tahu hadiah sesungguhnya yang sudah
disiapkanNya buat kita.