Rabu, 03 November 2010

Menulis Kesedihan

Hati kelabu yang tiada tara kian mengisakan tetesan haru biru. Kesedihan yang kini telah lama membasahi raut wajah nan dulu bersinar menjadikan mimik yang tiada mungkin tuk membuat seseorang tersenyum karenanya. Kisah hidup ini, kini telah terlukis oleh sang tinta hitam meski seberapa kali pun berbuat tuk melupakannya namun tiada guna, kini sia-sia lah yang kerap hadir tuk menghibur diri. Kerap kali pikiran ini terlintas suatu angin lain yang menemaniku tuk dapat mendaya gunakan kesedihan dari tetesan sang tinta hitam. Hilang lah sudah semua harapan dan bait-bait kehidupan oleh nya. Namun ku sadari dalam hati putih ku, isak tangis ku ini tiada ujung jalannya yang ada hanya kembali ke jalan yang lain. Usai lah tarian sang tinta hitam nan dulu menggoreskan luka di dalam hati yang kini aku ajarkan dia untuk menari di atas kertas sehingga mencurahkan sebuah karya indah nan rupawan tuk menulis kesedihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar